TRIADE LANJUT
1. DRAMA DALAM DHARMA (prolog) .... limbah hikmah drakor pembuka teaser pondasi orientatif
2. DHARMA DALAM DRAMA (Monolog) .... pembabaran menyeluruh pandangan kesedemikianan
3. DALAM DRAMA DHARMA (Epilog) ..... rangkuman dialektika pandangan keseluruhan
PROLOG
SALAM
Namaste (bagi kami) artinya : " saya menghormati/menghargai yang ada di dalam anda"
maksudnya : esensi kemurnian nirvanik, energi keilahian batiniah, materi kealamian zahiriah
“We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience.”― Pierre Teilhard de Chardin
literal : Kita bukan manusia yang memiliki pengalaman spiritual. Kita makhluk spiritual yang memiliki pengalaman manusia
PROLOG
Sharing Paradigma Holistik untuk menerima, mengasihi & melampaui
Avijja ? Konsep Panenthesistic Theosofi ( Suchness Philosophy)
MONOLOG
Paradigma kesedemikianan untuk keselarasan dalam keniscayaan (Parama Dharma - Mandala Advaita - Formula Swadika)
Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI KITA SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI ....
Just Share ... > x attaniya dipatheyya , loka lokiya (kultur sosial, norma publik - dogma asura, etika devata - mystic panetheistik /Brahma Gyana/ - paradigma suddhavasa /Saddha Ariya/)
- PARAMA DHARMA
Just Idea ( Keberagaman pandangan adalah biasan pelangi yang tidak utuh dari cahaya mentari yang sama )
- MANDALA ADVAITA
Just Area : ( keberanekaan layer - level dan label dalam mandala yang sama = Kamavacara - Brahmanda - Lokuttara )
Parama Atta ? Tuhan (Absolute Impersonal Transenden > Guardian Personal Immanent ) < Causa Prima Sentra Segala < Inti Suci ( Panentheistics > Pantheistics > PanDeistics ;etc .... Transendensi kemurnian yang tanpa batas dalam keTak-Terhingaan (realisasi tanpa identifikasi, eksploitasi , alienasi )
- FORMULA SWADIKA
Just Cara .. (Kiriya Sakshin : Jalani kesadaran di kedalaman dengan kewajaran di permukaan)
Kesadaran = Evolusi Pribadi, Harmoni Dimensi , Sinergi Valensi
Kewajaran = Persona, Perfoma, Persada
EPILOG
Demikian Paradigma Holistik untuk menerima, mengasihi & melampaui
Avijja ? skenario episode samsarik mandala
Tampaknya selama ini kami hanya berputar-putar saja …Walau sesungguhnya memang sungkan karena masih rendahnya kenyataan autentik dalam level spiritual dan memang riskan karena tetap perlu keberadaan harmonis dalam label eksistensial , namun tampaknya pandangan esoteric yang tersembunyi (disembunyikan?) di kedalaman ini memang seharusnya muncul ke permukaan demi kebijakan pengertian & kebajikan penempuhan untuk mempermudah pencerahan selanjutnya.
Sesungguhnya tiada maksud sedikitpun dari kami untuk bersengaja berputar-putar selama ini. Sudah coba kami lakukan berkali-kali posting (puluhan bahkan lebih di seluruh blog kami, antara lain : just for seeker, limbah hikmah, dll) untuk memformulasikan paradigma kesedemikianan ini secara sistematis dan terstruktur sebagaimana yang kami harapkan ... walau kami tahu sesungguhnya ini sangat sungkan dan riskan untuk mengutarakannya. Kami sungkan karena kami harus tahu diri akan level kelayakan pribadi kami sendiri dan sungkan karena ini bukan hanya akan memposisikan diri kami tersudutkan bukan hanya sebagai public enemy namun bisa jadi cosmic enemy dikarenakan akan tampak sebagai kontroversi pandangan yang memyimpang dan bisa jadi dianggap membahayakan ? link AM
Semula kami coba memberanikan diri hanya sekedar share dalam judul Suceng Selon Seeker ... namun ternyata seperti biasa macet dalam menuliskan aliran pemikiran tersebut ... padahal biasanya jika dalam kondisi bebas bisa lepas spontan leluasa mengalir. Mungkin ini - meminjam istilah teori quantum learning - dikarenakan otak kita pada dasarnya adalah prosesor visual ketimbang verbal yang susah mengutarakan keseluruhan yang utuh secara linear ? Jadi biarkan saja kami gunakan posting ini untuk membuka keran idea denga menuliskan apa saja yang mampu kami ungkapkan untuk kemudian kami edit untuk yang patut di-share saja. Tak usah dibaca karena fikiran kera (istilah meditator) ini akan melompat-lompat ...
Suceng ? suceng maksudnya jujur apa adanya.... tidak masalah menang atau kalah yang penting benar dan tidak salah . (Fair Play) link FB
Suceng sesungguhnya istilah para penjudi (ketahuan mantan petaruh tetapi kalahan, lho... kami memang bukan orang baik-baik dalam artian hidup bersih, saleh dan lurus sejak dulu ... sekarang ? semoga tidak ulangi lagu lama, ah ... sudah tua. Ibarat pohon kayu sudah gapuk melapuk menunggu maut) Jadi ingat nostalgia tempo doeloe ketika masih pekok dan heboh ... mbambung kabur kanginan (istilah jawa : keluyuran tanpa jelas arah tujuan) hingga suatu saat kami menanyakan pada diri sendiri tentang apa arti hidup ini ,mengapa kehidupan yang tidak pasti seperti ini harus kami jalani dan bagaimana harusnya kami mengamati, mengalami dan mengatasi grand desain sistem kosmik ini. Itu adalah titik balik diri untuk kembali wajar sebagaimana kebanyakan orang dan juga bahkan untuk menjadi sadar sebagai seorang seeker tentang hakekat permainan kehidupan ini. Paska reformasi 1998, dalam kewajaran beragama keluarga (sebagai muslim) kami juga menjelajah ke berbagai tempat untuk belajar agama dan norma kosmik lainnya (Kristen, Buddhisme, Mystics, etc). Kami ingat setelah bersama seorang teman Buddhist ikut diklat manggala dharma di Vihara Mendut akhirnya kami pergi ke Jakarta ke Vihara Dhamma Cakka untuk belajar Abhidhamma kepada (mendiang) Bapak Pandit J Kaharuddin (namun gagal ... walau sudah berpapasan sebetulnya ... seorang mahasiswa STAB memberi kami buku Mahasatipatthana saat itu ... tanpa tahu arti pentingnya saaat itu ; disamping itu kami juga ke Radha Soami satsang beas memperoleh referensi mystics dari tokoh pengurusnya dan Anand Khrisna Ashram meditasi katarisi osho therapy stress managemen dan bertemu seorang penempuh lainnya. Well, pengalaman berkesan sebagai seeker ... sebelum kami akhirnya memutuskan untuk kembali wajar membumi hingga saat ini.
Selon ? selon juga istilah para penjudi artinya puputan, habis-habisan ... nekat mempertaruhkan segala yang dimilikinya di meja taruhan
Seeker ? istilah umum untuk pencari kebenaran (sebatas referensi seperti kami truth seeker namun belum menempuh/menembus realisasi True Seeker .padaparama ?
Kaidah Gnosis Kosmik ini sesungguhnya sederhana jika kita cukup tanggap akan reversed inference yang ada dan tampaknya terjadi & seharusnya memang akan terbukti dalam mandala advaita ini. Well, namun demikian walaupun dalam pengetahuan relative mudah difahami & disadari namun dalam penempuhan apalagi untuk penembusan susah untuk dijalani hingga pencapaian pencerahan (kembali pulang) Dalam kesedemikian perlu keberdayaan dengan keselarasan dalam keseluruhan untuk meniscayakan keberadaan.
Tentang inferensi hipotetis > analogi 'cocokologi' pembenaran
kesedemikianan keseluruhan segalanya ..... tiada yang tercela , tiada yang tak tercela , tidak ada yang perlu tercela dalam proses tanazul taraqi ini. tak perlu mencela karena memang tidak ada yang perlu dicela dalam desain sempurna kosmik ini ..... sempurna pada awalnya hingga akhirnya (romantika pelangi yang dinamis antara kewajaran penyesatan & kesadaran pencerahan, kebahagiaan & penderitaan , kemasih-bodohan & kesudah-fahaman, etc etc etc
bagaimana lagi, nih ? kalau mau maju & baik .... terpaksa harus lebih kontekstual tidak lagi konseptual seperti sebelumnya. malu & ragu karena idea ini baru (asimptot gnosis wisdom sepanjang zaman pada kesadaran di akhir yuga atau awal kalpa ?)... sungkan & riskan karena harus berbenturan dengan konsep yang disakralkan dulu sebelum kebijaksanaaan keseluruhan telah utuh difahami sepenuhnya dan secara bijaksana baru bisa diterima. Ini tidak menyimpang sama sekali dari bahasan sebelumnya namun dengan cara pandang yang lebih luas kita justru akan menerima kesedemikianan ini dengan lebih benar, bijak dan bajik.
PARAMA DHARMA : Just Idea ...
Avijja ... kebodohan ini keburukan atau kebutuhan ?
Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian samsarik yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini.
Well, The Greatest evil is Ignorance Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuan
Walau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh.
Avijja ... kebodohan berpandangan - kepicikan berpribadi - kesalahan berprilaku ?
Demi kearifan teratai dalam pemberdayaan (menerima - mengasihi - melampaui) anggap Avijja kewajaran & dampaknya kelayakan?
Langsung saja, kelamaan ...
apa itu monkey mind awalnya tadi ? pengakuan dosa atau pengemasan kerendahan hati ? mengagungkan ketinggian diri memang akan jelas tampak sebagai kesombongan yang tersurat namun menunjukan kerendahan hati itu terasa seperti pengalihan diri dan bahkan pembanggaan diri yang tersirat ?
Walau tanpa energi (kemarahan seperti biasanya ?) dengan kesadaran niatan untuk sekedar menuntaskan janji untuk berbagi walau tanpa pemantasan kemasan normatif religius spiritual yang sebagaimana harusnya ... kami ungkapkan hipotesis paradigma ini. Bisa jadi ini akan menjadi gelombang liar pengertian yang akan memporak-porandakan kemapanan lautan yang tenang ... hening dalam kesemuan, mapan dalam ketidak-mengertian bahkan kokoh dengan bangunan kepalsuannya. Saatnya kita memahami Grand Design permainan keabadian ... dagelan nama rupa di seluruh mandala ini hingga kita mampu beraktualisasi secara holistik, harmonis dan sinergik dengan tanpa perlu mengalienasi diri (Mystic pantheistic or paradigma sudhavasa ? ) apalagi saling mengeksploitasi (atta & loka dipatheyya). Being true, humble & responsible adalah keniscayaan yang seharusnya sadar dilakukan karena kaidah kosmik yang transenden impersonal tidak naif butuh pengakuan, liar rakus perhatian dan tetap suci dalam kearifanNya atas liarnya kebebasan yang dibiarkan tersebut akan memaksakan segalanya yang terlingkup dalam script skenario drama dalam dharma ini, Sadarilah sesungguhnya kita senantiasa berhadapan dan berada dalam Dia yang jeli, suci dan adil demi ketertiban kosmik mandalaNya. Kita tidak mungkin mampu berdusta, mengagungkan diri apalagi lari dari tanggung jawab karena segalanya tergurat jelas di antahkarana jiwa dan impersonaly/ automatically akan keterniscayakan proses kelanjutannya sesuai dengan avijja kebebasan yang diberikanNya ( juga termasuk untuk KeIlahian Impersonal Transenden Lokuttara > Keilahian Transpersonal Brahmanda > KeIlahian Personal Kamavaca ?).
QUE SERA SERA, PANTHA REI .... SUCHNESS PHILOSOPHY
apapun yang terjadi terjadilah , biarkanlah segalanya mengalir apa adanya sebagaimana harusnya ..... Paradigma Kesedemikianan.
MANDALA ADVAITA : just area ..
Dhatu kelayakan evolusi pribadi, kewajaran harmoni dimensi, kesadaran sinergi valensi
kelayakan evolusi pribadi = peniscayaan kaidah karmik
why demit eteris ?
kewajaran harmoni dimensi =
How asura fall ?
kesadaran sinergi valensi = sakshin
what Buddha ? paradigma sudhavasa di mayapada
atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini
Wilayah | 1 | 2 | 3 | |
Transendental | Nibbana ‘sentra’ ? | Belum diketahui ? 7 | Tidak diketahui ? 8 | Tanpa diketahui ? 9 |
Nibbana ‘sigma’? | Belum mengakui ? 4 | Tidak mengakui ? 5 | Tanpa mengakui ? 6 | |
Nibbana ‘zenka’ ? | Arahata 1 | Pacceka 2 | Sambuddha 3 | |
Universal | Brahma Murni (Suddhavasa) | Anagami 7 (aviha Atappa) | Anagami 8 (Sudassa Sudassi) | Anagami 9(Akanittha) |
Brahma Stabil (Uppekkha ) | jhana 4 (Vehapphala) | Asaññasatta 5 (rupa > nama) | Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 ) | |
Brahma mobile (nama & rupa) | Jhana 1 (Maha Brahma) | Jhana 2 (Abhassara) | Jhana 3 (Subhakinha) | |
Eksistensial | Trimurti LokaDewa | Vishnu 7 (Tusita) | Brahma 8 (Nimmãnarati) | Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti) |
Astral Surgawi | Yakha (Cãtummahãrãjika) 4 | Saka (Tãvatimsa) 5 | Yama (Yãma)6 | |
Materi Eteris | Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan tiracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 | Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2 | Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ Deva ) 3 |
Kamavacara : Personal (kealamiahan sensasi kebahagiaan) : Ego - Anicca
- bawah : fisik - eterris
- tengah :
- atas
Brahmanada : Transpersonal (KeIlahiahan fantasi keberadaan) : Self - Dukkha
- bawah
- tengah
- atas
Lokuttara : Impersonal (Keswadikaan esensi Kesunyataan) : Esa - Anatta
- bawah : Nibbana
aneka jati Buddha
tanha ? diri kiriya
- tengah : Advaita
prajna paramitta
karma ? alam kaidah niyama
- atas : Paramatta ?
Udana ?
Triade ( 3 in 1) =
Tuhan ? Impersonal Lokuttara > Transpersonal Brahmanda > Personal Kamavacara(Guardians = cakkavati ?)
Tuhan = tanzih & tasybih ( Kausa Prima , Sentra Segalanya , etc )
- Panentheistik > Pantheistik (Dalam keseluruhan) :
- Non-theistik > Not-theistik (Tanpa pengagungan diri ) :
- Post Taoistik > Absolut Statik (Terus selaras dalam dinamika asymptot penyempurnaan keseimbangan) :Balancing progress (symetry asymetry)
Dharma Vihara
FORMULA SWADIKA : Just Such ...
GRAND DESIGN
Segalanya (aneka keberadaan laten deitas dsb) tampaknya memang berawal dari Sentra KeIlahian Satu yang sama (Impersonal Transenden God?) dan berada dalam mandala DeitasNya kemudian secara ideal laten Deitas seharusnya akan kembali kepadaNya … namun dikarenakan orientasi berpandangan, berpribadi & berprilaku serta realisasi penempuhan, pencapaian & pencerahannya akan mencapai level yang berbeda walau dalam area mandala deitas keIlahian yang sama . Kami mengutarakan ini dengan tanpa maksud sama sekali untuk membela yang satu apalagi harus mencela lainnya namun ini agar kita memang harus tetap swadika untuk bijaksana menerima keniscayaan atas kesedemikian konsekuensi logis & ethis yang secara kosmik berlaku. Well, harmoni dimensi (juga sinergi valensi) memang perlu dilakukan dalam peran semesta ini demi kebersamaan namun evolusi pribadi tampaknya memang tetap harus dilakukan secara mandiri dalam kesendirian sebagaimana harusnya (aktualisasi impersonal > transaksi personal > defisiensi individual)
DI KEDALAMAN = athi nyana
Sanatana bagi esensi sejati
= Evolusi Pribadi, Harmoni Dimensi Sinergi Valensi
+ Swadika , Talenta , Visekha : input eternal progress (karir spiritual?)
Evolusi Pribadi
ingat sita hasitupada
Harmoni Dimensi
menjaga kebersamaan < kesemestaan < keseluruhan
Sinergi Valensi
tahu diri x identificatif, eksploitatif , alienatif
DI PERMUKAAN = biasa saja (ndagelo sakmadyo > mbacut mbadut )
Plus = Swadharma peran diri
+ kecakapan regista , kemapanan persada, kewajaran persona :
Epilog :
ovada patimokkha : vs sakralisasi 'spiritual materialism ' = magga phala pencerahan > strata jhana keilahiahan > label (anggapan internal/ harapan eksternal)
See :slogan pacceka (Being true, humble & responsible adalah kaidah keniscayaan karena tidak mungkin kita bisa berdusta, berbangga dan bebas sepenuhnya dari tanggung jawab .... apa yang kita lakukan mentally, verbally & actually adalah bayang-bayang yang selalu menyertai kita dalam permainan keabadiaan ini ... atsar antahkarana ....
For seekers : kalama sutta :
keberdayaan > kepercayaan
kelayakan > penganggapan
keniscayaan > pengharapan
Etc
For better, Just Share or Let's talk ... Seekers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar